|
masngato.67@gmail.com |
Beberapa periode telah berlalu, bak asap keluar dari kendaraan bermotor yang lama-kelamaan menghilang tanpa bekas.
Sepertinya tiada bekas tanpa ada goresan.
Nah, di sinilah saya tergerak tuk menggoreskan ujung jemariku, semoga bekasnya bisa terbaca dan ada manfaatnya.
Masa kini tiada lagi orang berkata Gaptek, semuanya pasti bisa asal ada kemauan dan mencoba.
Sudah saya Link-kan ke bebarapa Web yang berkaitan dengan Dunia Pendidikan untuk pembaca yang Budiman, namun tiada salahnya jika saya coba untuk menayangkan bebarapa File hasil Download ataupun hasil karya saya sendiri, dan semoga bermanfaat,
diantaranya :
Tujuh Prinsip Praktik Pembelajaran
yang Baik
Dalam sebuah
tulisannya, Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang 7 (tujuh) prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa,
kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan
pendidikan.
Di bawah ini
disajikan esensi dari ketujuh
prinsip tersebut dan untuk memudahkan Anda
mengingatnya, saya buatkan “jembatan keledai” dengan sebutan CRAFT HiT
1. Encourages Contact Between
Students and Faculty
Frekuensi kontak antara guru dengan siswa, baik di dalam
maupun di luar kelas merupakan faktor yang amat penting untuk meningkatkan
motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dengan seringnya kontak antara
guru-siswa ini, guru dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap siswanya.
Guru dapat membantu siswa ketika melewati masa-masa sulitnya. Begitu juga, guru
dapat berusaha memelihara semangat belajar, meningkatkan komitmen intelektual
siswa, mendorong mereka untuk berpikir tentang nilai-nilai mereka sendiri serta
membantu menyusun rencana masa depannya.
2. Develops Reciprocity and
Cooperation Among Students
Upaya meningkatkan belajar siswa lebih baik dilakukan
secara tim dibandingkan melalui perpacuan individual (solo race). Belajar yang
baik tak ubahnya seperti bekerja yang baik, yakni kolaboratif dan sosial, bukan
kompetitif dan terisolasi. Melalui bekerja dengan orang lain, siswa dapat meningkatkan
keterlibatannya dalam belajar. Saling berbagi ide dan mereaksi atas tanggapan
orang lain dapat semakin mempertajam pemikiran dan memperdalam pemahamannya
tentang sesuatu.
3. Encourages Active Learning
Belajar bukanlah seperti sedang menonton olahraga atau
pertunjukkan film. Siswa tidak hanya sekedar duduk di kelas untuk mendengarkan
penjelasan guru, menghafal paket materi yang telah dikemas guru, atau menjawab
pertanyaan guru. Tetapi mereka harus berbicara tentang apa yang mereka pelajari
dan dapat menuliskannya, mengaitkan dengan pengalaman masa lalu, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka harus menjadikan apa
yang mereka pelajari sebagai bagian dari dirinya sendiri.
4. Gives Prompt Feedback
Siswa membutuhkan umpan balik yang tepat dan memadai atas
kinerjanya sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari apa yang telah
dipelajarinya. Ketika hendak memulai belajar, siswa membutuhkan bantuan untuk
menilai pengetahuan dan kompetensi yang ada. Di kelas, siswa perlu sering
diberi kesempatan tampil dan menerima saran agar terjadi perbaikan. Dan pada
bagian akhir, siswa perlu diberikan kesempatan untuk merefleksikan apa yang
telah dipelajari, apa yang masih perlu diketahui, dan bagaimana menilai dirinya
sendiri.
5. Emphasizes Time on Task
Waktu + energi = belajar. Memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siswa. Siswa
membutuhkan bantuan dalam mengelola waktu efektif belajarnya. Mengalokasikan
jumlah waktu yang realistis artinya sama dengan belajar yang efektif bagi siswa
dan pengajaran yang efektif bagi guru. Sekolah seyogyanya dapat mendefinisikan
ekspektasi waktu bagi para siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya untuk
membangun kinerja yang tinggi bagi semuanya
6. Communicates High Expectations
Berharap lebih dan Anda akan mendapatkan lebih. Harapan
yang tinggi merupakan hal penting bagi semua orang. Mengharapkan para siswa
berkinerja atau berprestasi baik pada gilirannya akan mendorong guru maupun
sekolah bekerja keras dan berusaha ekstra untuk dapat memenuhinya
7. Respects Diverse Talents and Ways of
Learning
Ada banyak jalan untuk belajar. Para siswa datang dengan
membawa bakat dan gaya belajarnya masing-masing Ada yang kuat dalam matematika,
tetapi lemah dalam bahasa, ada yang mahir dalam praktik tetapi lemah dalam
teori, dan sebagainya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kesempatan untuk
menunjukkan bakatnya dan belajar dengan cara kerja mereka masing-masing.
Kemudian mereka didorong untuk belajar dengan cara-cara baru, yang mungkin ini
bukanlah hal mudah bagi guru untuk melakukannya.
Pada bagian lain,
Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengatakan bahwa guru dan siswa memegang peran dan tanggung jawab
penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi mereka tetap membutuhkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah lingkungan
belajar yang kondusif bagi praktik pembelajaran yang baik.
Adapun yang dimaksud dengan lingkungan tersebut meliputi:
1. adanya rasa tujuan
bersama yang kuat;
2. dukungan kongkrit
dari kepala sekolah dan para administrator pendidikan untuk mencapai tujuan;
3. dana yang memadai
sesuai dengan tujuan;
4. kebijakan dan
prosedur yang konsisten dengan tujuan; dan
5. evaluasi yang
berkesinambungan tentang sejauhmana ketercapaian tujuan.
Sumber:
Adaptasi dan terjemahan bebas dari: Arthur W. Chickering dan Zelda F.
Gamson. Seven Principles for Good Practice in
Undergraduate Education